
Manajer Ducati Lenovo Team, Davide Tardozzi, mengaku sempat deg-degan melihat strategi tak terduga Marc Marquez dalam ‘mempermainkan’ tekanan ban depannya demi memenangi balapan utama MotoGP Thailand 2025 di Sirkuit Buriram, Minggu (2/3/2025).
Start dari pole, Marquez langsung memimpin balapan, diikuti Alex Marquez dan Pecco Bagnaia. Namun, pada Lap 7, Marquez mengalami penurunan kecepatan yang mengejutkan di Tikungan 3, yakni saat ia memimpin dengan jarak 1,5 detik. Manuver ini dilakukan Marquez akibat tekanan ban depan yang rendah.
Menurut regulasi balapan Grand Prix, pembalap harus menjaga tekanan ban minimal 1,8 bar setidaknya selama 60 persen dari durasi balapan. Jika gagal, maka pembalap dijatuhi penalti waktu 16 detik. Pada tiga lap terakhir, Marc pun kembali menyalip Alex dan menang dengan mudah.
Harus Lihat Data Sebelum Berspekulasi
“Jujur, kami harus mengunduh data dan melihat apa yang terjadi karena kami berharap Marc akan berada di depan, tetapi kami tidak tahu suhu (ban) pastinya,” ujar Tardozzi kepada TNT Sports.
“Saya rasa para insinyur kami selalu menghitung suhu dengan sangat baik. Namun, pada akhirnya, kami harus melihat data, karena berbicara tanpa mengetahui apa yang sebenarnya terjadi tidaklah baik,” lanjutnya.
Tardozzi, yang merupakan eks pembalap WorldSBK, mengakui penurunan kecepatan Marquez secara tiba-tiba membuatnya sempat cemas. Ia mengira Marquez mengalami kendala teknis, dan hal ini bikin detak jantungnya melonjak.
Detak Jantung Tardozzi Capai 200 bpm
“Marc melambat dengan cara yang aneh, karena seharusnya ia bisa melambat dengan cara yang berbeda. Detak jantung saya mencapai 200 bpm. Namun, ketika masuk Tikungan 5, ia membuntuti Alex dengan cara yang normal. Barulah saya mengerti apa yang sedang terjadi,” tutur Tardozzi.
Tardozzi mengatakan bahwa strategi Marquez ini makin membuktikan keunggulan sang delapan kali juara dunia dibandingkan pembalap lainnya. Ia pun merasa sangat senang karena Marquez tidak memaksakan diri untuk gaspol sepanjang balapan.
“Dia pembalap yang cerdas. Dia tetap berada di belakang Alex dan tidak memaksakan diri seperti yang ia lakukan pada Lap 23, saat ia menciptakan celah besar dalam satu sektor, melaju setengah detik lebih cepat dalam satu sektor. Ini artinya Marc sebenarnya mampu melesat sejak awal,” tutup Tardozzi.
Sumber: TNT Sports