Kisah Valentino Rossi menarik diulas. Sebab, dia ternyata tak keluar rumah sampai 10 hari gara-gara sangat menyesal gagal juara MotoGP 2006.
Ya, legenda MotoGP, Valentino Rossi, mengungkapkan penyesalan terbesar dalam kariernya sebagai pembalap motor kelas dunia. Hal itu terjadi saat dirinya gagal menjuarai MotoGP 2006.
Rossi mengaku sangat sedih dengan kekalahannya itu sampai-sampai 10 hari tak keluar rumah. Dia pun hanya tidur sepanjang hari.
Diketahui, The Doctor -julukan Rossi- telah menasbihkan namanya sebagai salah satu pembalap MotoGP terhebat sepanjang sejarah. Sebanyak sembilan gelar juara dunia diraihnya selama lebih dari 20 tahun membalap di Kejuaraan Dunia Grand Prix Sepeda Motor itu.
Di kelas MotoGP saja, Rossi mampu merengkuh tujuh titel. Dia hanya kalah dari Giacomo Agostini, yang memegang rekor gelar juara terbanyak kelas utama yakni delapan titel.
Namun ternyata ada penyesalan terbesar yang dimiliki Rossi dalam karier cemerlangnya itu, yakni saat gagal menjuarai MotoGP 2006 karena kalah dari sang juara, Nicky Hayden, dengan selisih lima poin saja. Legenda asal Italia itu merasa dirinya seharusnya bisa berbuat lebih banyak lagi karena itu menjadi kegagalan pertamanya setelah menjadi juara dalam lima musim berturut-turut (2001-2005).
“Menurut pendapat saya, saya harus mengatakan bahwa saya sangat menyesali tahun 2006. Namun, saya dapat mengatakan itu setelah bertahun-tahun, setelah memenangkan banyak penghargaan kejuaraan dunia (MotoGP) berturut-turut… pada tahun 2006 saya menyerah, dalam tanda kutip,” kata Rossi dalam podcast Migbabol seperti dilansir dari Motosan, Kamis (17/10/2024).
“Saya tidak berhenti, namun saya menyesal bahwa saya mungkin bisa memberi lebih banyak. Namun sayangnya, hal itu terjadi setelah memenangkan lima kejuaraan dunia berturut-turut. Dalam hal ini, agresivitas saat berkendara menurun,” tambahnya.
Rossi pun mengungkapkan bagaimana Hayden memupuskan harapannya untuk menjadi juara MotoGP 2006 dalam balapan terakhir di Valencia dengan selisih lima poin saja. Kala itu, dia tak menyangka rider Repsol Honda tersebut bisa melesat kencang dan naik podium, sementara dirinya malah finis di posisi 13.
“Hayden yang hebat, dimanapun dia berada. Kami menyampaikan salam kami kepadanya karena dia selalu menjadi orang hebat dan pembalap hebat,“ ujar pria yang kini berusia 45 tahun itu.
“Kami tiba di Valencia dan saya berkata ‘selesai’. Dia mempunyai keunggulan delapan atau dua belas poin, saya tidak ingat sekarang, tapi di Valencia Hayden kuat, karena dia kidal,” imbuhnya.
“Namun, saya pikir jika dia finis ketiga, saya bisa finis kelima atau keenam. Dalam prakteknya itu menakutkan, dia terbang. Dia mengambil posisi terdepan (pole position),” tuturnya.
Lebih lanjut, Rossi mengaku sangat frustrasi dan kecewa dengan kegagalannya menjadi juara MotoGP 2006. Dia sampai tak keluar rumah selama 10 hari dan hanya menghabiskan banyak waktunya untuk tidur saja.
“Saya ingin menunjukkan bahwa saya masih bisa memenangkan kejuaraan dunia, tapi sungguh mengecewakan. Saya berada di rumah selama 10 hari tanpa keluar, tidur sepanjang hari dan bolak-balik di tempat tidur. Ada banyak kesedihan,” pungkas rider yang pensiun dari MotoGP di akhir musim 2021 itu.