
Dani Pedrosa menilai bahwa Marc Marquez telah menjadi sumber kesulitan bagi Francesco Bagnaia bersama tim pabrikan Ducati pada MotoGP 2025 ini.
Enam seri MotoGP 2025 yang sudah digelar tampak begitu berat bagi Francesco Bagnaia untuk bisa meraih kemenangan di lintasan bersama Ducati.
Rider asal Italia tersebut mendapatkan rekan setim sekaligus rival utamanya setelah Ducati memutuskan untuk mendatangkan Marc Marquez.
Benar saja, performa rider berjuluk Baby Alien tersebut lebih moncer meski statusnya sebagai rekrutan anyar jika dibandingkan dengan Bagnaia.
Setidaknya hingga GP Prancis akhir pekan kemarin, Marquez masih konsisten untuk tidak jauh-jauh dari podium kemenangan baik pada sesi sprint atau balapan utama.
Dari enam sesi balapan utama, peraih delapan gelar juara dunia itu sudah mengukir empat podium dengan tiga kemenangan.
Sedangkan untuk sesi sprint alias balapan mini, Marquez memiliki catatan lebih gila lagi dengan selalu memenanginya.
Situasi berbeda jika melihat catatan Bagnaia, di mana dia meraih empat podium dengan satu kemenangan dari balapan utama dan empat podium dari sesi sprint.
Tak ayal, ketimpangan performa Bagnaia dalam mengimbangi Marquez sejauh ini menjadi perhatian banyak pihak, termasuk Dani Pedrosa.
Situasi berbeda jika melihat catatan Bagnaia, di mana dia meraih empat podium dengan satu kemenangan dari balapan utama dan empat podium dari sesi sprint.
Tak ayal, ketimpangan performa Bagnaia dalam mengimbangi Marquez sejauh ini menjadi perhatian banyak pihak, termasuk Dani Pedrosa.
Lebih lanjut, Pedrosa juga adanya perasaan yang canggung atau minder dari Bagnaia dengan menjadi tandem dari Marquez.
Tak ayal, Bagnaia tampak sulit untuk menerima kenyataan itu di mana hal tersebut membawa dampak bagi performanya di atas lintasan.
“Bagnaia mendapati dirinya berada dalam situasi yang canggung, di berpikir mengapa saya harus berada di sini bersama Marquez sekarang?” ucap Pedrosa.
“Saya rasa hal itu tidak mudah untuk dicerna, namun ketika kenyataan dari situasi tersebut muncul, Marquez mulai meraih lap cepat, posisi terdepan, kemenangan, dan lainnya.”
“Anda beralih ke tingkat berikutnya, yaitu bagaimana dia melakukannya atau mengapa dia melakukannya, dan mengapa saya tidak bisa melakukannya?”
“Dan kemudian, mungkin, mata Anda sedikit berkelana dan Anda ingin sedikit memahami bagaimana situasi dengan Marquez bekerja, bagaimana dia bisa melakukan hal-hal itu,” imbuhnya.
Dalam kesempatan yang sama, Pedrosa juga menjelaskan bahwa Bagnaia dan Marquez merupakan dua tipikal pembalap yang berbeda karakteristiknya.
“Marquez dan Bagnaia adalah pembalap dengan dua gaya yang berbeda,” ucap Pedrosa menjelaskan.
Untuk Marquez, Pedrosa menyebut bahwa mantan rekan setimnya saat masih di Repsol Honda itu merupakan pembalap yang mampu beradaptasi dengan setelan motor apa pun.
Walau melaju dengan karakter motor yang disetel berbeda, rider berusia 32 tahun itu masih bisa tampil kompetitif dan mencatatkan waktu terbaiknya di lintasan.
“Marquez adalah seseorang yang dapat memiliki motor dengan satu pegas suspensi atau setelan suspensi kemudian pengaturan suspensi yang sama sekali berbeda,” ucap Pedrosa.
“Dengan itu, dia bahkan masih bisa mencatatkan waktu lap terbaik yang sama,” imbuhnya.
Sedangkan Bagnaia, Pedrosa merasa dia akan bisa tampil dan melaju dengan cepat jika memiliki motor dengan setelan yang pas untuknya.
Terlepas dari itu, keputusan Ducati untuk mendatangkan Marquez benar-benar sudah memberikan kesulitan bagi Bagnaia.
“Di sisi lain, Bagnaia memiliki gaya yang mengharuskan motornya disetel sesuai dengan keinginannya,” kata Pedrosa.
“Dan jika Anda mengubahnya, dia mungkin tidak akan secepat atau kesulitan untuk mengukir waktu lapnya.”
“Tapi, saya pikir Bagnaia lebih kesulitan karena keputusan Ducati untuk menempatkan Marquez sebagai rekan setimnya di garasi,” imbuhnya.