
Pembalap Ducati, Marc Marquez, marah dengan kritik yang menyebut para pesaingnya tidak cukup agresif saat balapan dengannya, menyusul kemenangan dia dengan keunggulan tipis pada MotoGP Belanda 2025.
Marquez yang memulai balapan dari posisi keempat, finis pertama di Sikuit Assen, Minggu (29/6/2025).
Pembalap pabrikan Ducati itu telah menjadi favorit untuk berjuang demi kemenangan setiap akhir pekan sepanjang tahun sejauh ini.
Marquez kini unggul 68 poin dalam klasemen MotoGP setelah meraih kemenangan sprint race dan balapan utama di Assen.
Namun dalam beberapa minggu terakhir beberapa pesaing Marquez, terutama adiknya Alex Marquez yang berada di posisi kedua dalam klasemen telah menerima kritik atas apa yang dianggap sebagai pendekatan yang berbeda dalam balapan dengan pembalap 32 tahun itu.
Setelah kemenangannya dengan mengalahkan Marco Bezzecchi (Aprilia) dan selisih keunggulan tipis 0,635 detik, Marquez membalas kritik ini dan menyerukan rasa hormat kepada para pesaingnya.
“Itu benar-benar sulit,” katanya tentang tantangan yang diberikan Bezzecchi kepadanya pada grand prix Belanda.
“Dari pertanyaan ini, saya ingin mengatakan kepada orang-orang bahwa mereka perlu menghormati semua pembalap karena kemarin di media scrum mereka mulai berkata ‘ah, saudaramu tidak menyerangmu seperti pembalap lain’,”
“Bahkan beberapa mekanik memberi tahu saya di media sosial orang-orang mulai membicarakan banyak hal.”
“Hari ini mengapa Marco tidak menyerang saya? Pada akhirnya, jika pembalap depan berada di level yang sangat setara, di lintasan balap yang sangat sempit ini, Anda tidak dapat menyerang pembalap depan.”
“Jadi, kemarin saya bertahan dengan Alex (Marquez) sebaik mungkin dan hari ini saya bertahan dengan Marco sebaik mungkin.”
Marquez menyadari bahwa rivalnya pada GP Belanda lebih cepat di tikungan 11-12, yang merupakan area tercepat dan tersempit.
“Itu tikungan sempit dan jika Anda berada di jalur yang bagus, mereka tidak dapat menyerang Anda,” ujar Marquez.
“Saya hanya kuat di titik rem, jadi saya bertahan dengan sangat baik. Dan dengan cara itu, saya meraih 37 poin.”
“Tetapi sekali lagi: hormati para pembalap MotoGP karena mereka semua membela warna mereka, membela tim mereka dan semua grid ingin menang, tetapi masalahnya hanya satu yang bisa menang.”
“Pada hari Sabtu saya marah. Orang-orang harus menghormati pembalap lain.”
Kecelakaan hari Jumat mendorong Marc Marquez untuk membalap dengan aerodinamis Ducati baru.
Ketika ditanya apakah ia menyiapkan motornya untuk bertahan pada hari Minggu, pemegang enam gelar juara dunia MotoGP itu menyatakan bahwa itu merupakan settingan dasar dia untuk motornya.
“Sejujurnya saya balapan dengan set-up yang sama persis dengan Mugello (GP Italia). Kami tidak mengubah apa pun,” aku Marquez.
“Perbedaan terbesarnya adalah aerodinamika, tetapi itu hanya karena saya mengalami kecelakaan dengan satu motor di FP1 pada putaran ketiga, dan kemudian saya beralih ke motor kedua dengan aerodinamika baru.”
“Saya terbiasa dengan itu dan berkata ‘oke, kita pertahankan’, karena salah satu kelebihan gaya balap saya adalah terbiasa dengan situasi dan terbiasa dengan motor.”
Marquez juga berencana memilih settingan motor yang sama di sirkuit favoritnya, Sachsenring (11-13 Juli) yang berlawanan dengan arah jarum jam pada seri balap MotoGP Jerman.
“Tentu saja di Sachsenring kami akan kembali ke aerodinamika standar dan mencoba lagi karena tidak begitu jelas apakah itu lebih baik atau lebih buruk.”
“Tetapi selain itu, set-up dasar saya dari Thailand ke sini tidak banyak berubah. Kami melakukan satu langkah di Mugello dan kami mempertahankan langkah yang sama di sini.”